SABAKOTA.ID JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan mengajukan usulan agar stok beras komersial Bulog dialihkan. Persisnya dialihkan ke stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Tujuannya agar stok beras komersial tersebut nantinya bisa digunakan untuk keperluan stabilisasi harga dan kebutuhan mendesak lainnya.
"Jadi kalau CBP itu artinya bisa untuk operasi pasar, bisa untuk kegiatan intervensi harga," ungkap Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Baca Juga: Kepala BNPT : Jelang Natal dan Tahun Baru ISIS dan Al-Qaeda Serukan Aksi
Menurut Arief, stok CBP begitu penting untuk mengantisipasi kebutuhan yang tak terduga saat negara dilanda bencana alam. Seperti beberapa hari belakangan, yakni gempa Cianjur, Jawa Barat dan Erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur.
"Coba bayangin kalau ada seperti Semeru dan Cianjur kalau kita nggak punya stok di seluruh daerah gimana. Jadi negara harus punya stok," ucapnya.
Menurut Arief beras petani lokal tetap menjadi prioritas sumber pemenuhan CBP. Hanya saja bila stok beras petani lokal tak memadai, maka impor menjadi jalan terakhir yang dipilih.
Baca Juga: Mendag Zulkifli Pastikan Harga Kebutuhan Pokok Jelang Natal dan Tahun Baru Aman
Ia pun menegaskan, langkah impor yang dilakukan benar-benar terukur dan diawasi dengan ketat.
"Ini akan sangat terukur, tidak banyak-banyak, hanya di Bulog dan itu pengawasannya keluarnya ketat. Bapanas bersama Bulog jaminannya termasuk Satgas Pangan," ujarnya.
Adapun, sesuai data yang ada stok CBP di Bulog saat ini mencapai 290.000 ton beras. Sementara stok beras komersial atau premium milik Bulog mencapai 200.000 ton.
"Khusus CBP itu sekarang stoknya 290.000 ton kalau digabungkan dengan komersialnya sekitar 490.000 ton," ujarnya.**