SABAKOTA.ID - Jepang sempat dibuat panic akibat letusan gunung berapi bawah laut di negara kerajaan Tonga dio Pasifik Selatan Sabtu kemarin (15/01).
Akibat letusan tersebut tsunami menghantam Tongatapu, pulau terbesar di Tonga. Air laut membanjiri daratan sesaat setelah gunung berapi bawah laut di Pasifik Selatan itu meletus.
Ombak besar langsung melintas garis pantai Nuku'alofa, ibu kota Tonga, mengalir ke jalan-jalan pesisir dan membanjiri properti.
Baca Juga: Jepang Perintahkan Warganya Jauhi Pesisir Pantai. Letusan Gunung api di Tonga dapat Picu Tsunami
Radio New Zealand (RNZ) melaporkan, penduduk berbondong-bondong menyelamatkan diri menuju tempat yang lebih tinggi saat ombak menyapu halaman istana, tepi laut, hingga jalan utama.
Sementara itu dilaporkan, Raja Tupou VI dievakuasi dari istana kerajaan. Dengan konvoi polisi dan pasukan, raja dibawa ke sebuah vila di Mata Ki Eua.
Gunung berapi bawah laut ini berada di Pasifik Selatan, 30 km tenggara Pulau Fonuafo'ou Tonga dan sekitar 65 km utara Nuku'alofa.
Baca Juga: BMKG Mencatat Terjadi 39 Kali Gempa Susulan di Kabupaten Pandeglang
Aktivitas gunung api bawah laut Tonga itu sendiri dilaporkan telah meningkat sejak 20 Desember 2021. Namun kemudian, aktivitas dinyatakan menurun atau berhenti pada Selasa (11/1).
Sementara itu, Pasific Tsunami Warning Center melaporkan terjadi gelombang tsunami setinggi 0,8 meter (2,7 kaki) yang diamati dari alat pengukur di Nuku'alofa.
Sementara di Pago Pago, ibu kota Samoa, dilaporkan gelombang tsunami mencapai tinggi kurang lebih sama sekitar 2 kaki atau 0,7 meter.
Baca Juga: Walikota Gibran tetap Tata Pasar Legi Solo Meski Dimarahi Pedagang.
Sejak Sabtu malam, layanan cuaca Selandia Baru mencatat adanya lonjakan tekanan cuaca akibat dari letusan gunung tersebut. Ilmuwan Emily Lane dari National Institute of Water and Atmospheric Research, Selandia Baru, mengatakan ini adalah erupsi yang 'sangat signifikan'.
"Hantaman gelombang terlihat jelas dari citra satelit dan ada laporan letusan yang terdengar setidaknya hingga sama jauhnya dengan Selandia Baru. Tsunami akibat letusan sudah mencapai lebih dari 2.500 km yang terekam alat pengukur di seluruh Aotearoa," jelas Lane seperti dikutip dari CNN.
Sementara pihak Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia mengungkapkan kondisi Indonesia akibat letusan gunung berapi bawah laut, Tonga 15 Januari 2022 pukul 11.27 WIB .
Baca Juga: Dugaan Korupsi Sewa Pesawat ATR oleh Garuda Belum Juga Bisa Naik ke Tahap Penyidikan
Letusan gunung api bawah laut tersebut menimbulkan tsunami di daerah Twofold Bay, Australia pada tanggal 15 Januari 2022 pukul 19.05 WIB dengan ketinggian 67 cm dan di daerah Lombrum Manus Island, Papua New Guinea pada tanggal 15 Januari 2022 pukul 20.00 WIB dengan ketinggian 20 cm.
Selain di daerah tersebut, letusan gunung api bawah tanah Tonga juga berdampak munculnya tsunami di negara Matahatri Terbit, Jepang Minggu, 16 Januari 2022 pagi waktu setempat.
Akibatnya 210.000 warga Jepang diminta menjauhi pantai karena ada potensi tsunami setinggi tiga meter yang mungkin melanda beberapa pulau barat daya Jepang.
Baca Juga: Polisi Tangsel Tangkap Pria Terduga Penculik Gadis Kecil.
Jika dilihat melalui garis pantai, posisi Jepang yang dihantam tsunami melewati Indonesia terlebih dulu.