Leptospirosis Penyakit Zoonosis yang Berbahaya

- Kamis, 9 Maret 2023 | 06:13 WIB
Penularan dan Gejala Leptospirosis: Apa yang Harus Diketahui (Ralfh)
Penularan dan Gejala Leptospirosis: Apa yang Harus Diketahui (Ralfh)

SABAKOTA.ID - Leptospirosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira dan ditularkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Penyakit ini banyak ditemukan di wilayah tropis dan sub tropis pada musim penghujan.

Leptospirosis terjadi karena adanya interaksi yang kompleks antara pembawa penyakit, tuan rumah/pejamu, dan lingkungan. Bakteri Leptospira dapat menginfeksi manusia melalui luka yang ada di kulit dan mukosa tubuhnya.

Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi. Leptospirosis menyebar melalui air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri Leptospira.

Seseorang dapat terserang leptospirosis jika terkena urine hewan tersebut, atau kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi. Pencegahan leptospirosis dilakukan dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat serta menghindari hewan sumber infeksi yang merupakan jalur penularan pada manusia.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Setujui Pemecatan Rafael Alun Trisambodo dari PNS/ASN

Bakteri Leptospira dapat hidup selama beberapa tahun di ginjal hewan tersebut tanpa menimbulkan gejala. Selama berada di dalam ginjal hewan, bakteri Leptospira sewaktu-waktu dapat keluar bersama urine sehingga mengontaminasi air dan tanah. Di air dan tanah tersebut, bakteri Leptospira dapat bertahan dalam hitungan bulan atau tahun.

Leptospirosis banyak ditemukan di negara tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Hal ini karena iklim yang panas dan lembab dapat membuat bakteri Leptospira bertahan hidup lebih lama.

Selain itu, leptospirosis juga lebih sering terjadi pada individu yang menghabiskan sebagian besar waktunya di luar ruangan, seperti pekerja tambang, petani, dan nelayan.

Gejala leptospirosis sangat bervariasi pada setiap pasien dan awalnya sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain yang lebih umum, seperti flu atau demam biasa. Beberapa gejala umum leptospirosis antara lain:

Baca Juga: Mantan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah Ditahan KPK

  1. Demam
  2. Sakit kepala
  3. Nyeri otot dan sendi
  4. Lemas dan lelah
  5. Mual dan muntah
  6. Gangguan pencernaan seperti diare
  7. Ruam kulit
  8. Kehilangan nafsu makan
  9. Kebingungan atau delirium
  10. Sakit perut

Namun, dalam kasus yang lebih serius, gejala leptospirosis bisa menjadi lebih parah dan berpotensi mengancam nyawa. Beberapa gejala lain yang dapat muncul pada kasus yang lebi berat antara lain:

Baca Juga: Bencana Tanah Longsor Natuna : 10 Orang Meninggal, 42 Orang Hilang

  1. Demam tinggi yang tiba-tiba
  2. Sakit kepala yang parah
  3. Perdarahan pada kulit, mata, atau saluran kemih
  4. Gatal-gatal
  5. Nyeri perut yang hebat
  6. Kehilangan kesadaran
  7. Kejang
  8. Gangguan pernapasan
  9. Penyakit kuning (jaundice)Gagal ginjal

Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas, segera temui dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Leptospirosis dapat diobati dengan antibiotik, tetapi perawatan medis yang lebih intensif mungkin diperlukan jika gejala sudah parah atau mempengaruhi organ vital seperti ginjal atau hati.**

Editor: Sarwanto Priadi

Sumber: yankes.kemkes.go.id

Tags

Terkini

8 Manfaat Terapi Air Hangat bagi Kesehatan

Minggu, 14 Mei 2023 | 07:09 WIB

Peringatan Hari Anak Balita Nasional 2023

Selasa, 18 April 2023 | 04:19 WIB

Lima Cara Menahan Emosi Saat Berpuasa

Sabtu, 8 April 2023 | 09:11 WIB

Mau Bayar Zakat Fitrah? Ini Waktu Yang Tepat

Jumat, 7 April 2023 | 09:27 WIB
X