SABAKOTA.ID - Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1444 Hijriah atau awal ibadah puasa Ramadan jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023.
Sebagai persiapan dalam menghadapi Ramadan, ada beberapa keutamaan melaksanakan puasa secara umum dan puasa Ramadan secara khusus.
Keutamaan ini dikutip dari buku Paham Hisab Muhammadiyah dan Tuntunan Ibadah Bulan Ramadan yang diterbitkan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Baca Juga: Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadan 1444 H pada 22 Maret 2023
Berikut penjelasannya :
Pertama, orang yang berpuasa Ramadan dengan penuh kesadaran iman dan pengharapan terhadap Allah serta mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan menjaga dirinya sebagaimana mestinya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Dari Abū Hurairah [diriwayatkan bahwa] ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda: Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadan dengan dengan penuh kesadaran iman dan pengharapan (terhadap Allah) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu [HR al-Bukhārī dan Muslim].
Baca Juga: Mobile Qur'an Spesial Tarhib Ramadan 1444 H di Rumah Tahfidz Daarul Ilmi Mumtaza Sumedang
Kedua, puasa dilipatgandakan pahalanya oleh Allah secara tanpa batas apabila dilaksanakan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.
Dari Abū Hurairah r.a. [dilaporkan bahwa] ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Allah Ta‘ala berfirman: Setiap amal anak Adam (manusia) adalah untuk dirinya, dan ganjaran kebaikan itu dilipatkan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Dia adalah untuk-Ku dan Aku yang membalasnya (dengan tanpa batasan). Orang yang berpuasa itu meninggalkan makanan dan syahwatnya demi Aku, dan meninggalkan minuman dan syahwatnya demi Aku. Maka puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku membalasnya [HR adDārimī].
Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan 23 Maret 2023 dan 1 Syawal 1444 H 21 April 2023
Maksud hadis di atas setiap amal ibadah yang dilakukan dengan penuh iman dan keikhlasan serta dengan menjauhi dosa-dosa besar akan dilipatgandakan pahalanya antara sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat.
Dikecualikan puasa, di mana apabila dilakukan dengan penuh iman, keikhlasan dan menjauhi dosa-dosa besar, Allah langsung melipatgandakan pahalanya dengan tanpa batas. Ini adalah keutamaan puasa atas amal lainnya.
Hal itu karena di dalam puasa terdapat unsur perjuangan berat, yaitu mengendalikan diri dari segala godaan dan syahwat yang dapat membawa seseorang kepada berbagai perbuatan yang merugikan dan bertentangan dengan kepatutan.